Frekuensi Transaksi BCA Syariah Mobile Capai 63% dari Keseluruhan Transaksi
METROSEMARANG.COM, Semarang – Tren transaksi keuangan digital di Indonesia terus mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Bank Indonesia mencatat, nilai transaksi uang elektronik pada tahun 2022 mencapai Rp.399,6 triliun. Jumlah itu mengalami pertumbuhan 30,84 persen jika dibandingkan dengan tahun 2021.
Sementara pada tahun 2023 ini, nilai transaksi uang eletronik diproyek mencapai Rp.495,2 triliun, atau tumbuh 23,9 persen.
Peningkatan transaksi keuangan digital ini salah satunya ditopang oleh pelayanan perbankkan yang menyediakan teknologi keuangan dalam melakukan transaksi, diantaranya mobile banking.
Fitur – fitur yang semakin beragam dan mudah diakses menjadikan masyarakat lebih mudah bertransaksi.
Lukman Hadiwijaya, Direktur IT PT Bank BCA Syariah mengatakan, pada pertengahan tahun 2023 BCA Syariah Mobile mencatatkan pertumbuhan transaksi sebesar 47,6% secara tahunan (yoy) mencapai 2,2 juta transaksi di Juni 2023.
Kesadaran masyarakat untuk bertransaksi dengan e-channel semakin meningkat dibandingkan dengan transaksi di cabang.
“Frekuensi transaksi BCA Syariah Mobile mencapai 63% dari keseluruhan transaksi nasabah di BCA Syariah. Transaksi di cabang sebesar 3%, sementara ATM dan EDC secara total mencapai 33% dan sisanya pada internet banking sebesar 1%,” ungkap Lukman.
Lukman mengatakan, BCA Syariah Mobile menjadi alat transaksi yang paling banyak digunakan karena kemudahannya dapat digunakan kapanpun dan dimanapun.
BCA Syariah secara berkelanjutan terus meningkatkan fitur dan layanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan transaksi perbankan yang mudah dan aman.
“Penyempurnaan fasilitas terus dilakukan diantaranya pembaharuan (revamp) pada tampilan BCA Syariah Mobile di tahun 2022, penambahan fitur pembayaran QRIS, dan tarik tunai cardless agar nasabah tidak perlu lagi membawa kartu ATM saat melakukan tarik tunai di ATM BCA,” ujarnya
Sementara itu pengamat ekonomi Universitas Negeri Semarang, Bayu Bagas Hapsoro mengatakan, perbankkan mesti memastikan system transaksi keuangan aman. Hal ini untuk menjaga kepercayaan nasabah dalam baik menempatkan dananya ataupun melakukan transaksi keuangan.
“Perbannkkan pasti akan memberikan system yang aman, karena ini juga menyangkut kepercayaan masyarakat,” ujarnya.
Disisi lain masyarakat juga diminta untuk waspada terhadap modus – modus penipuan yang bisa menyebabkan kerugian saat melakukan transaksi secara digital.
“Ada banyak bujukan untuk menginstal aplikasi tertentu yang bisa mengarahkan untuk menyetujui penggunaan data pribadi secara tidak sadar,” ungkapnya.