Bernic Castle, Sisa Kejayaan Raja Gula Asia dari Semarang
Oie Tiong Ham mewarisi bisnis bahan sembako dari ayahnya, Oei Tjie Sien, lalu mendirikan sebuah perusahaan dagang berskala multinasional di Semarang. Bisnis terbesar Oei Tiong Ham adalah gula. Perusahaan bernama Oei Tiong Ham Concern ini berkembang sangat pesat dan jaringan bisnisnya melebar hingga ke Singapura, Bangkok, Hongkong, Kalkutta, bahkan New York. Kekayaan Oei Tiong Ham menjadi tak terkira, hingga ia dijuluki Raja Gula dari Asia juga Majoor der Chinezen. Pemerintah Hindia Belanda segan kepadanya. Meskipun dia warga keturunan Tionghoa, namun dia disejajarkan dengan Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan diperbolehkan menggunakan pakaian ala Barat kala itu.
Dengan kekayaannya, Oei Tiong Ham membangun sebuah rumah mewah yang lengkap dengan taman, kebun, kebun binatang, kolam, paviliun dan rumah untuk para pekerjanya. Saking besarnya, rumah Oei Tiong Ham lebih mirip sebuah istana ketimbang hunian. Dan karena di sekeliling istana ini terdapat parit besar, membuat istana Oei Tiong Ham seolah mengambang di atas air, masyarakat saat itu pun menyebut hunian Raja Gula Asia ini sebagai Istana Balekambang. Istana Balekambang ini sangat kental nuansa Cina-nya meskipun Oei Tiong Ham juga menyertakan pilar-pilar besar khas kolonial di dalamnya.
Namun dengan gejolak yang terjadi di dalam negeri, Oei Tiong Ham kemudian memutuskan pindah ke Singapura sampai meninggal pada tahun 1924. Sepeninggal Oei Tiong Ham, Pemerintah Indonesia menasionalisasi aset-aset Oei Tiong Ham. Hampir sebagian besar bagian Istana Balekambang sudah hancur dan berganti dengan bangunan rumah warga. Saat ini, bagian Istana Balekambang yang masih utuh dan dapat disaksikan hingga kini adalah Bernic Castle. Tempat ini kini menjadi tempat kursus dan gedung untuk resepsi perkawinan. Sedangkan lokasi yang dulunya adalah taman Istana Oei Tiong Ham, kini telah digunakan menjadi kantor Polda Jawa Tengah.
Comments are closed.