Debie Karjo Sukses Bangun LivPlanters Kala Pandemi
METROJATENG.COM, SEMARANG – Peluang usaha bisa datang dari mana saja, termasuk dari seorang terdekat yang tidak pernah terduga sebelumnya. Hal itulah yang juga menjadi cerita usaha Debie Karjo (39), warga Tembalang Semarang.
Tak pernah terbesit di benak Ibu dua anak itu sebelumnya bahwa hobi Sang Ayah membuatkan pot untuk Ibu kini bisa dikembangkan menjadi usaha. Bahkan dari usaha produksi pot itu, ia mampu keluar dari masa sulitnya perusahaan di kala menghadapi pandemi Covid-19.
“Kebetulan usaha kami sebelumnya di bidang manufaktur, waktu pandemi sepi dan waktu di rumah lebih panjang karena tidak bisa ke mana-mana. Dari situ, saya suka ikut Ibu yang hobi tanaman, ngobrol-ngobrol soal tanaman. Kemudian ketemulah pot yang dulu sekitar tahun 1990-an dibuatkan Papa Saya untuk Ibu,” katanya.
Pas saya lihat pot itu, Debie sempat berpikir. “Lho ini pot puluhan tahun lalu, kok masih bagus, masih utuh? Hanya warnanya yang kusam wajar lah. Lalu mulai terbesit, kenapa nggak bikin usaha pot saja?’ Soalnya kami juga pengguna sendiri,” ujar Debie, menjelaskan awal mula terinspirasi membuat usaha produksi pot.
Debie lantas bercerita, dirinya mulai menggeluti bisnis produksi pot itu sejak tahun 2021 lalu. Pot mulai diproduksi setelah melewati research and development tahun 2020 bersama tim di kantornya. Pot itu diproduksi di kantor usahanya yang terletak di kawasan Lingkungan Industri Kaligawe Semarang dengan merek produk pot “LivPlanters”.
Menurut dia, sesuai namanya, usaha yang dirintis sejak pandemi itu diharapkan mampu menjadi penyambung kehidupan. Terlebih setelah dampak dari pandemi lalu yang membuat usaha manufakturnya menurun.
“Dulu pas pandemi lesu, kondisi kerjaan utama yang dulu kurang baik, kondisi bisnis secara umum juga banyak yang turun. Saya pikir ya semoga ini bisnis baru yang bisa menyambung kehidupan dan bisa jalan terus,” ungkapnya.
Dijelaskan Debie, produk pot produksinya itu berbahan lightweight composite. Adapun produk pot produksinya itu disebut memiliki karakter yang ringan, kuat, dan tidak berpori. Menurut dia, karakter itu juga menjadi keunggulan produknya karena dengan berat yang ringan bisa dipindah ke lokasi yang diinginkan dengan mudah.
“Pot ini juga bisa diletakkan di outdoor, di terik matahari. Karena ringan, gampang kalau mau set up tidak perlu orang banyak. Keunggulan produk kami juga tidak berpori. Kalau bahan batu berpori, kebanyakan ditumbuhi lumut,” ujarnya.
Ia menyebut, sejauh ini telah ada sekitar 20 model yang berhasil dibuat dengan berbagai warna dan ukuran. Warna-warna itu di antaranya abu-abu, hitam dan putih doff, glossy, matte, serta warna terakota. Sementara itu, berbagai ukuran sejauh ini dibuat mulai dari 9 cm hingga 1 meter. Harganya pun bervariasi yakni mulai Rp 289.000 sampai jutaan rupiah bergantung besar ukuran.
“Harga maksimal tapi tidak sampai Rp3 juta. Rp2 juta sekian itupun yang sudah besar banget,” sambungnya.
Di sisi lain, terkait pemasarannya, Debie menyebutkan, sejauh ini lebih banyak mengandalkan secara online melalui marketplace. Selain itu juga melalui sosial media instagram. Ia mengatakan, dari pemasarannya itu, penjualan produk pot produksinya tersebut telah sampai di berbagai wilayah di Indonesia seperti Kalimantan, NTT, NTB, dan Medan. Adapun di pulau Jawa, produk itu telah sampai di berbagai daerah. Menurutnya, produk-produk itu telah menghiasi berbagai tempat seperti rumah, cafe, hotel, hingga perkantoran.
“Saat awal coba di marketplace dan instagram itu banyak orang ingin jadi reseller, akhirnya berkembang lagi. Ia kemudian banyak dikontak arsitek, kontraktor untuk mengisi rumah, kantor, ataupun hotel. Market terbesar sejauh ini Jakarta, banyak perkantoran yang area roof top-nya dibuat co-working space. Jadi dibuat sekat-sekat dan pot kami cocok,” ujarnya.
Andalkan Jasa Pengiriman JNE
Perempuan kelahiran asal Surabaya itu lebih lanjut menyebutkan, untuk mengantarkan produk aman sampai konsumen, sejauh ini ia menggunakan truk dan juga jasa ekspedisi pengiriman barang. Menurut dia, pihaknya menggunakan jasa angkut menggunakan truk ketika ada pesanan dari proyek-proyek dengan jumlah pesanan yang cukup besar. Sementara jasa ekspedisi pengiriman barang, biasanya ia gunakan untuk mengantarkan secara ritel.
Debie mengungkapkan, terkait pengiriman pesanan konsumen melalui jasa ekspedisi ini ia percayakan kepada JNE dengan menggunakan layanan JNE Trucking. Menurutnya, ada beberapa keunggulan dari layanan tersebut sehingga membuatnya mantap untuk tidak pindah ke jasa ekspedisi lain sejak 2022 lalu.
“Saya menggunakan layanan JNE sudah setahunan. So far, cocok. Waktu pengiriman JNE 3-4 hari, terkadang bisa lebih cepat,” sebutnya.
Ia melanjutkan, beberapa keunggulan lain Ia rasakan yakni barang diambil langsung petugas JNE ke lokasi dan produknya sampai ke alamat dengan aman.
“Soal tarif mirip-mirip, saya pakai JNE masih oke, kenapa harus pakai yang lain jika ada kemudahan yang Saya dapat dari JNE?,” ujarnya.
Wahyu Sangerti Alam, Kepala Cabang JNE Semarang menyampaikan, LivPlanters merupakan salah satu pelanggan setia JNE.
“Kami juga berusaha memenuhi setiap pelanggan sesuai kebutuhannya, khusus LivPlanters karena termasuk produk Fragile kami juga perlakukan special handling agar kiriman dipacking dalam keadaan aman hingga sampai alamat,” ujar Wahyu.
Hingga saat ini usaha Debie terus mengalami perkembangan. Terlebih dengan meningkatnya orang menyukai tanaman sejak pandemi lalu. Sehingga menurutnya, pencari pot juga turut meningkat. Dengan perkembangan usahanya saat ini, kedepan ia berharap pot produksinya juga dapat menghiasi area mall di Indonesia dan juga menembus pasar ekspor.
“Sebenarnya market Singapura dan Malaysia sudah ada, ada beberapa yang berminat. Namun karena barangnya besar, ini masih kami pikirkan ‘jalannya’. Yang penting kami tingkatkan dulu kualitas dan kapasitasnya. Baik dari kualitas, permesinan, peralatan, kami improve terus. Dengan berkembangnya ekonomi lokal Indonesia, diharapkan pangsa lokal masuk dan pangsa luar juga,” tandasnya.(ris)