Kadiskominfo : Wartawan Harus Jaga Profesionalisme, Jangan Kalah dengan Warganet
METROSEMARANG.COM, SEMARANG – Wartawan diminta terus menjaga profesionalisme, baik secara teknis maupun etika. Jangan sampai kalah dengan pelaku media sosial atau warganet yang belakangan ini semakin cepat menginformasikan banyak kejadian.
Hal itu ditekankan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Tengah Riena Retnaningrum mewakili Gubernur Ganjar Pranowo, saat Pembukaan Uji Kompetensi Wartawan yang diselenggarakan PWI Jateng bekerja sama dengan Diskominfo Provinsi Jateng, di Hotel Khas, Kamis (10/8/2023).
Diakui, seiring perkembangan dunia digital, media massa online saat ini seolah menjadi primadona dalam dunia jurnalistik. Namun, masih ada media yang terkadang abai dengan etika jurnalistik.
Di sisi lain, lanjutnya, digitalisasi juga membawa harapan baru bagi masyarakat untuk mendapatkan dan memproduksi informasi sendiri, seperti melalui media sosial, yang bebas dari pengaruh, tidak dibebani biaya produksi dan tidak diatur dalam kode etik profesi. Hal tersebut menjadi tantangan baru bagi pers dan industri media, sehingga maka harus kompetitif.
“Jangan kalah dengan (pelaku) media sosial. Untuk itu, media harus kreatif, inovatif dan berkolaborasi dengan stakeholder lain, serta mengembangkan divergensi media. Dengan demikian industri media massa bisa tetap bertahan,” beber Riena.
Menurutnya, wartawan sebagai aktor utama dibalik media massa, dituntut harus memunyai kapasitas dan kapabilitas dalam menunjang kinerjanya. Untuk itu, pihaknya mendorong penyelenggaraan Uji Kompetensi Wartawan yang, sebagai alat ukur untuk mengetahui sudah pantaskah seseorang disebut wartawan. Jangan sampai orang mengaku wartawan, tetapi ternyata tidak mempunyai kapasitas dan kapabilitas, serta etika sebagai wartawan.
Hal senada juga disampaikan Ketua PWI Jateng Amir Machmud. Menurutnya, UKW menjadi elemen untuk membangun respektasi diri sendiri maupun wartawan secara umum. Dia menambahkan, peningkatan kapasitas kemampuan teknis sebagai wartawan, mesti diimbangi dengan peningkatan penghayatan terhadap etika. Sebab, kemampuan teknis saja tidak ada artinya tanpa etika, begitu pula sebaliknya.
“Kelengkapan sebagai wartawan melalui kapasitas teknis dan etis, tidak bisa dipisahkan. Kompetensi ini adalah tanggung jawab. Tidak sekadar bagaimana respek, tapi ada tanggung jawab untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab kita sebagai wartawan,” ujarnya.
Amir mengapresiasi perhatian dan komitmen Gubernur Ganjar Pranowo melalui Diskominfo Jateng, atas kerja samanya memfasilitasi penyelenggaraan UKW, yang tahun ini sudah mencapai kali keenam. Bagaimana pun, dengan memiliki kompetensi, mitra kerja juga merasa lebih tenang dan respek.
Pelaksanaan UKW diikuti 24 peserta yang dibagi menjadi tiga kelompok wartawan muda, dan satu kelompok kategori madya. Menurut Amir, peserta UKW berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah seperti Kota Tegal, Brebes, Grobogan, Kebumen, Purworejo, Pemalang, Demak, Karanganyar, Kudus, dan Kota Semarang.
Asesor atau penguji UKW terdiri atas Ketua PWI Amir Machmud NS, Ketua PWI DIY Hudono, Ketua Badan Khusus UKW PWI Jateng R Widiyartono, dan Sekretaris PWI Jateng Setiawan Hendra Kelana. Sebelum dilaksanakan UKW didahului dengan kegiatan Orientasi dan Pra-UKW di Gedung Pers.(eff)