Metro Semarang
Kabar Semarang Terbaru Hari Ini

BTN Santri Developer Kebangsaan, Ajari Santri Jadi Pengembang Perumahan Yang Handal dan Berakhlak

Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu saat menghadiri Pembukaan Pelatihan BTN Santri Developer di Pondok Pesantren Edi Mancoro di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (28/10)/andik sismanto/metrosemarang

METROSEMARANG.COM, Ungaran – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) memiliki cara sendiri untuk menurunkan angka Backlog perumahan di Indonesia.

Salah satu yang sudah dilakukan adalah dengan mendidik calon pengembang dari kalangan pesantren, melalui program Pelatihan BTN Santri Developer. Pelatihan ini sudah memasuki bacth ke-3.

Dari para Santri diharapkan dapat menelurkan developer yang tidak hanya handal namun juga memiliki akhlak yang baik.

Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, BTN terus bekerjasama dengan berbagai pihak untuk membantu keberlanjutan program pembangunan rumah layak huni khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Pondok Pesantren menjadi salah satu instansi yang digandeng Bank BTN untuk menjaga keberlanjutan pembangunan rumah rakyat.

“Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, jumlah pondok pesantren di Indonesia mencapai 36.000. Alumni pondok pesantren berpotensi menjadi pemain di sektor perumahan rakyat,” ujar Nixon saat menghadiri Pembukaan Pelatihan BTN Santri Developer di Pondok Pesantren Edi Mancoro di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (28/10).

Pembukaan Pelatihan BTN Santri Developer di Pondok Pesantren Edi Mancoro di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (28/10)/andik sismanto/metrosemarang

Nixon mengatakan, agar para alumni pondok pesantren bisa menjadi developer yang handal, maka Bank BTN bekerjasama dengan Nahdlatul Ulama Circle mengadakan pelatihan BTN Santri Developer yang sudah berlangsung sejak tahun 2020. Saat ini pelatihan BTN Santri Developer telah memasuki batch 3 dengan jumlah lulusan mencapai 1.116 orang.

“Tujuan dari BTN Santri Developer adalah guna memberikan edukasi mengenai dunia bisnis properti kepada para santriwan/santriwati alumni pondok pesantren binaan Nahdlatul Ulama. Selain itu edukasi juga merangkul peserta dari organisasi pemuda lintas agama yang diharapkan dapat mendorong lahirnya entrepreneur handal di bidang properti yang ke depannya dapat menjalin kerja sama dengan Bank BTN, baik lending maupun funding,” katanya.

Nixon mengungkapkan, alumni BTN Santri Developer saat ini telah membentuk Asosiasi Santri Developer Nusantara (ASANU) yang berdiri pada tanggal 8 Februari 2022.

Adapun gebrakan pertama, beberapa alumni yang tergabung dalam ASANU tersebut, berhasil mengakuisisi sebuah perumahan di daerah Banjarnegara dan mengembangkan perumahan tersebut.

“ASANU juga berencana untuk membuat beberapa project perumahan di daerah lain, seperti di Wonosobo, Kajen, Magelang Malang, serta Solo dan rencana untuk mengakuisisi beberapa project yang ada di Bank BTN dengan rata-rata luasan proyek sekitar 5 hektare,” jelasnya.

Lebih lanjut Nixon menuturkan, Bank BTN terus berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan perumahan rakyat secara nasional. Sejak 1976 sampai dengan saat ini, Bank BTN telah menyalurkan KPR sebanyak 5,2 juta unit atau senilai Rp409,03 triliun baik melalui pembiayaan perumahan subsidi, non subsidi maupun pembiayaan perumahan syariah.

Selain itu Bank BTN juga berfokus pada penyaluran sektor informal. Selama 5 tahun terakhir, Bank BTN telah menyalurkan sebanyak 132.841 unit atau senilai Rp21,91 triliun khusus sektor informal yang tersebar diberbagai pekerjaan, diantaranya; penyaluran pembiayaan perumahan kepada marbot masjid istiqlal, tukang cukur garut, guru honorer di daerah Kendal dan sektor informal lainnya

“Sektor perumahan, terutama pada segmen perumahan sederhana memberikan dampak multiplier yang sangat besar kepada 185 sub-sektor pendukung perumahan dan turut berkontribusi dalam ekosistem pengembangan perumahan,” papar Nixon.

Selain itu, kata Nixon, sektor perumahan juga memiliki kontribusi yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, menggunakan banyak produk lokal dan melibatkan banyak pihak sehingga diharapkan akan mampu mempercepat pertumbuah ekonomi nasional.

“Kontribusi sektor perumahan memang sangat tinggi karena sektor perumahan ini sangat padat modal, tenaga kerja yang dibutuhkan sekitar 500.000 pekerja untuk setiap 100.000 unit rumah yang dibangun dan menggunakan 90% bahan lokal,” pungkasnya.

Pengasuh Ponpes Edi Mancoro, Muhammad Hanif menyampaikan, pihaknya sangat mendukung penuh program yang dilakukan oleh Bank BTN.

Lewat program pelatihan ini santri diharapkan menjadi pengembang yang baik dan punya akhlak yang mulia, yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.

“Kami menyambut dengan baik karena untuk meningkatkan life skill. Para santri tidak hanya dibekali ilmu agama saja, namun juga ilmu yang membuat mereka mampu bertahan di masa datang, bisa survive, bisa megembangkan diri menjadi manusia yang lebih baik dan tentunya berdampak baik ke masyarakat,” ungkapnya.

Dia mengungkapkan ada 80 santri dan pemuda dari luar daerah yang ikut bergabung dalam pelatihan.

Ketua Bidang Lingkungan Hidup dan Perhutanan Sosial NU Circle, Alip Purnomo menambahkan, program pelatihan Santri Developer ini akan terus dilakukan untuk sebagai langkah mengembangkan SDM santri yang mandiri dan lebih unggul.

“Program ini tentunya untuk pengembangan sumber daya manusia, santri pada dasarnya sudah diajarkan kemandirian, nah ini kita sempurnakan dengan program yang berkolaborasi dengan perusahaan, berbagai partner lain dari pemerintah dan swasta,” pungkasnya.

You might also like
Leave A Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.