Metro Semarang
Kabar Semarang Terbaru Hari Ini

Ning Nawal Inisiasi Satgas Anti-Bullying di Pesantren Jawa Tengah, Upaya Ciptakan Lingkungan Aman bagi Santri

Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah, Hj. Nawal Arafah Yasin, M.S.I., meluncurkan inisiatif pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Anti-Bullying di lingkungan pesantren/ist

METROSEMARANG.COM, Semarang –  Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah, Hj. Nawal Arafah Yasin, M.S.I., meluncurkan inisiatif pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Anti-Bullying di lingkungan pesantren sebagai bagian dari program Gerakan Pesantren Ramah Perempuan dan Anak.

Langkah ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi para santri, khususnya perempuan dan anak-anak.

Dalam paparannya pada acara Tadarus Ramadhan yang diselenggarakan oleh Ansor University Jawa Timur secara daring (18/03/2025), Ning Nawal menjelaskan bahwa Satgas Anti-Bullying telah dibentuk di dua pesantren di Rembang, yaitu Pondok Pesantren Al-Anwar dan Pondok Pesantren Alhamdulillah, sebagai proyek percontohan.

“Kami melatih para santri untuk menjadi Satgas Anti-Bullying yang berperan sebagai penguat dan konselor sebaya bagi teman-teman mereka,” ujar Ning Nawal.

Program ini merupakan hasil kerja sama dengan UNICEF, yang memberikan dukungan dalam penyusunan buku panduan dan implementasi program. Selama tiga tahun terakhir, program ini telah berjalan dan diharapkan dapat menjadi model bagi pesantren-pesantren lain di Jawa Tengah.

Ning Nawal menjelaskan bahwa Pesantren Ramah Perempuan dan Anak memiliki tiga komponen utama, yaitu:

* Lingkungan fisik yang aman: Meliputi tata letak ruang yang terpisah dan terstruktur, pencahayaan yang memadai, sistem keamanan seperti CCTV, serta fasilitas khusus bagi perempuan dan anak-anak.

* Budaya pesantren yang inklusif: Mendorong kesetaraan gender, menghargai pendapat tanpa memandang usia dan gender, serta memberikan kesempatan yang sama dalam kegiatan akademik dan ekstrakurikuler.

* Peran serta keluarga dan komunitas: Melibatkan orang tua santri dalam kegiatan pesantren, menjalin kerja sama dengan komunitas luar untuk mengampanyekan anti-bullying, dan memberikan laporan perkembangan santri secara berkala kepada orang tua.

Selain itu, Ning Nawal menekankan pentingnya peran psikolog dalam menangani kasus bullying di pesantren, sejalan dengan program Wakil Gubernur Jawa Tengah.

“Kami melibatkan konseling dengan psikolog untuk menangani berbagai permasalahan yang terjadi di pesantren,” katanya.

Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan bullying dan menciptakan lingkungan pesantren yang ramah dan aman bagi seluruh santri.***

You might also like
Leave A Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.