Metro Semarang
Kabar Semarang Terbaru Hari Ini

Kekayaan Budaya Semarang Bisa Saingi Bali

*Irwan Hidayat Raih Penghargaan Pemerhati Wayang

– PEMERHATI WAYANG- Irwan Hidayat, Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, menerima penghargaan sebagai Pemerhati Wayang, Jumat (11/8/2023) malam, pada Gelaran ‘Wayang On The Street’, di Kawasan Kota Lama Semarang. Penghargaan diberikan oleh Ketua Sanggar Seni Wayang Ngesti Pandowo, Joko Mulyono, dengan disaksikan tamu undangan dan ribuan masyarakat penonton. Foto : ist/netrosemarang.com

METROSEMARANG.COM, SEMARANG – Ragam kekayaan budaya yang dimiliki Kota Semarang sangat potensial untuk mendongkrak potensi wisata di ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Bahkan, tak menutup kemungkinan, Kota Semarang akan mampu mengalahkan Bali.

Hal tersebut ditegaskan Irwan Hidayat, Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, usai menerima penghargaan sebagai Pemerhati Wayang, Jumat (11/8/2023) malam, pada Gelaran ‘Wayang On The Street’, di Kawasan Kota Lama Semarang. Penghargaan diberikan oleh Ketua Sanggar Seni Wayang Ngesti Pandowo, Joko Mulyono, dengan disaksikan tamu undangan dan ribuan masyarakat penonton.

Menurut Irwan, mencintai kebudayaan sama halnya mencintai daerah dan juga negaranya. Untuk itu, menjadi hal yang penting jika suatu daerah atau negara mau maju, unsur kebudayaan juga harus dibentuk.

“Mencintai kebudayaan sama saja mencintai negaranya, karena budaya itu juga akan mendasari pola bisnis, pemerintahan, politik dan mengatur bagaimana kita bersosialisasi dengan baik di negeri tercinta ini,” ungkap Irwan.

Irwan menuturkan, julukan Kota Semarang sebagai Kota Wisata dan Budaya sudah sangat layak. Apalagi, pemerintah Kota Semarang kini juga sudah makin serius dalam menggarap dan mengembangkan potensi tersebut dengan beragam dukungan fasilitas.

“Pemerintah Kota Semarang saya lihat sudah sangat serius dalam menggarap potensi wisata dan budayanya. Dan itu juga menjadi salah satu angin segar bagi para investor untuk turut mendukung dengan idenya masing-masing,” tukasnya.

Irwan pun tak menampik, melihat potensi dan perkembangan Kota Semarang membuatnya tertarik untuk ikut berkontribusi. Bahkan, Irwan sudah memiliki rencana dan konsep untuk menambah semaraknya Kota Semarang dengan membangun Sport Center, yang ditargetkan menjadi yang terbesar di Indonesia.

“Saya ada lahan seluas 8 hektar di daerah Klipang, Semarang timur yang rencananya akan kami jadikan Sport Center. Desainnya sudah ada, nanti ada 17 lapangan tenis dan berbagai fasilitas olahraga lainnya, yang akan terintegrasi dengan kawasan museum, perumahan, hotel dan apartemen. Harapannya nanti bisa menambah daya tarik orang atau wisatawan dari luar daerah untuk berkunjung ke Kota Semarang,” tegasnya.

Terkait penghargaan sebagai Pemerhati Wayang yang diterimanya, Irwan Hidayat menyatakan sangat bersyukur dan memberikan apresiasi yang tinggi bagi panitia Gelaran ‘Wayang On The Street’. Irwan pun mengaku jika wayang menjadi bagian dari kecintaannya pada budaya.

“Saya waktu kecil sering diajak nenek saya nonton pertunjukan wayang di Sobokarti, kadang juga pertunjukannya Ngesti Pandowo. Masa kecil saya saat itu di daerah Bugangan, Kota Semarang, jadi kalau mau nonton lokasi pertunjukannya tidak jauh dari rumah. Dan sejak itulah saya mengenal dan mencintai wayang,” ujarnya.

Irwan mengungkapkan, jika tokoh wayang ‘Kresna’ menjadi favoritnya. Dengan watak ksatria yang bijaksana menjadikan inspiratif baginya dalam menerapkan di dunia bisnis.

“Kresna itu punya watak kstaria dan sangat bijaksana. Jadi, dalam kehidupan termasuk dalam dunia bisnis ini harus bisa bersikap bijaksana. Kalau tidak bijak, semuanya bisa salah kaprah. Jadilah orang yang bijak dan bisa membawa manfaat bagi masyarakat dan lingkungannya,” tandas Irwan.

Sementara itu, Gelaran ‘Wayang On The Street’ mengambil tema ‘Mbangun Suroloyo’ atau membangun peradaban. Wayang digelar dengan memadukan unsur ‘Wayang Jawa’ dan ‘Wayang Cina Cingge’ sebagai yang pertama kalinya ada di Indonesia.

“Pertunjukan wayang orang kali ini kolaborasi Jawa dan Cina. Ini unik dan pertama kali, dengan melibatkan pemain dari kalangan perbankan di Kota Semarang, serta pengusaha dari berbagai etnis yang ada. Ini sekaligus menunjukkan jika wayang itu juga bisa untuk membangun toleransi antar sesama,” kata drg. Grace Susanto, yang merupakan Penggagas ‘Wayang On The Street’.

Grace pun berharap, budaya wayang tak akan luntur di makan jaman. Namun, perlu terus dilestarikan dan terus disosialisasikan agar generasi saat ini masyarakat tetap melek akan budaya wayang.

“Jangan sampai wayang punah, dan target kami justru menyasar seluruh kalangan, termasuk anak-anak muda. Untuk itulah, inovasi dan kolaborasi menjadi hal penting,” pungkasnya.(eff)

You might also like
Leave A Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.