Pemerataan Energi Melalui Pertashop di Jateng-DIY
METROSEMARANG.COM, SEMARANG – Mendukung program pemerataan energi yang dijalankan oleh pemerintah, Pertamina terus mendorong perluasan jangkauan Pertashop sebagai akses energi yang berkualitas, utamanya di kawasan pedesaan atau pelosok yang belum terjangkau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Pertashop sendiri merupakan satu-satunya outlet penyalur yang resmi dari Pertamina, untuk produk bahan bakar minyak (BBM), LPG, pelumas, dan seterusnya dengan skala yang lebih kecil dan sederhana dari SPBU.
Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho mengatakan, setidaknya sudah terbangun 1.207 titik di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sejak Maret 2020 hingga saat ini.
“Angka tersebut tersebar di 1.082 titik di wilayah Jawa Tengah dan 125 titik di wilayah DIY. Kami mencatat daerah dengan pendirian Pertashop terbanyak ada di kabupaten Cilacap dengan 69 Pertashop. Diikuti dengan kabupaten Brebes sebanyak 61 Pertashop dan kabupaten Wonogiri sebanyak 56 Pertashop,” kata Brasto.
Sejak pertama kali berdiri, lanjut Brasto, Pertashop telah berkembang cukup pesat, di mana pada akhir tahun pertama pendiriannya di tahun 2020 semula terdapat 104 Pertashop, kemudian pada akhir tahun 2021 bertambah menjadi 931 Pertashop, dan berlanjut hingga saat ini di jelang pertengahan tahun 2022 sudah mencapai 1.207 titik Pertashop.
“Jumlah tersebut masih akan terus bertambah seiring dengan komitmen Pertamina dan pemerintah dalam mewujudkan pemerataan energi yang berkualitas, tidak hanya di kawasan perkotaan saja, tapi juga merata hingga pelosok pedesaan,” ujarnya.
Brasto menambahkan, sejak awal Pertamina telah mengusung program One Village One Outlet (OVOO) di mana satu desa atau kecamatan tersedia Pertashop. Untuk mempercepat pencapaian tersebut, Pertamina menggandeng kerjasama dengan sejumlah pihak terkait.
“Mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, Himpunan Bank Negara (Himbara), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), hingga para pengusaha lokal maupun pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),” imbuh Brasto.
Dijelaskan, perkembangan Pertashop yang cukup pesat seperti saat ini tercapai berkat kerjasama dari berbagai pihak yang memberikan dukungan kepada Pertamina. Seperti kemudahan perizinan yang didukung oleh pemerintah daerah setempat hingga permodalan yang dibantu perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau program pinjaman sejenisnya
“Kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan terkait perluasan Pertashop. Kami berharap dukungan tersebut akan terus mengalir sehingga percepatan Pertashop akan semakin pesat lagi di tahun mendatang dan mampu mewujudkan pemerataan energi di Indonesia,” tuturnya.
*Investasi Pertashop, Jadi Bagian Pemerataan Energi
Pertamina telah membuka kesempatan investasi bagi para pengusaha maupun lembaga usaha seperti Bumdes untuk menjalankan usaha Pertashop. Brasto menjelaskan, Pertashop telah menjadi salah satu model usaha baru yang memberikan multiplyer effect, khususnya bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa.
“Dengan hadirnya Pertashop, tidak hanya masyarakat semakin dimudahkan dalam memperoleh BBM, tapi juga menjadi ladang usaha yang menguntungkan bagi pengusaha lokal serta membuka lapangan pekerjaan,” jelas Brasto.
Dituturkan, terdapat 3 kategori investasi Pertashop mulai dari terendah hingga tertinggi, yaitu Gold, Platinum, dan Diamond. Beberapa syarat utama untuk pendirian usaha Pertashop, di antaranya tersedia lahan dengan ukuran minimal 210 meter persegi, lokasi strategis yang bisa dilalui mobil tangki BBM, dan tersedia jaringan listrik.
“Nilai investasi Pertashop dimulai dari kisaran angka Rp 250 juta, yaitu untuk kategori Gold (di luar tanah, biaya pondasi, dan infrastruktur pendukung). Di mana investor akan memperoleh paket instalasi Pertashop sesuai standar Pertamina dengan kapasitas penyaluran produk BBM sebesar 3 Kiloliter (KL) untuk produk BBM nonsubsidi seperti Pertamax atau Dexlite,” jelasnya.
Brasto mengutarakan, dengan harga jual yang setara dengan SPBU, investor akan medapatkan keuntungan yang cukup menjanjikan yaitu senilai Rp 850 untuk setiap liter, di mana proyeksi keuntungan rata-rata minimal 400 liter setiap harinya.
“Kami juga membuka peluang bagi pengusaha Pertashop yang ingin menjalankan usaha sampingan di lokasi Pertashop seperti outlet pulsa, produk UMKM, dan hingga kedai tempapt makan yang dapat disesuaikan dengan sendirinya maupun dengan kategori Paltinum maupun Diamond,” tambahnya.
Bagi masyarakat maupun konsumen yang membutuhkan informasi seputar produk dan layanan dari Pertamina, ataupun berminat untuk mendirikan Pertashop, dapat memanfaatkan layanan Pertamina Call Center di nomor 135 atau melalui aplikasi MyPertamina juga melalui website www.pertamina.com.(eff)