Metro Semarang
Kabar Semarang Terbaru Hari Ini

Jateng Bergerak: Kolaborasi Pemprov & Bank Indonesia Selamatkan Lumbung Padi Grobogan-Demak dari Ancaman Banjir dan Inflasi

Jateng Bergerak: Kolaborasi Pemprov & Bank Indonesia Selamatkan Lumbung Padi Grobogan-Demak dari Ancaman Banjir dan Inflasi/ist

METROSEMARANG.COM, Semarang – Bencana banjir yang melanda Grobogan dan Demak baru-baru ini tak hanya merendam sawah, tetapi juga mengancam ketahanan pangan Jawa Tengah, bahkan nasional.

Menanggapi situasi genting ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tak tinggal diam. Bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), serta berbagai pemangku kepentingan lainnya, mereka bersinergi dalam sebuah langkah konkret memulihkan sawah terdampak banjir di Kecamatan Tegowanu, Grobogan, sekaligus merevitalisasi jaringan irigasi Pelayaran di Kecamatan Karangtengah, Demak.

Upaya terpadu ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan lahan dan saluran irigasi, demi menjaga pasokan beras dan menstabilkan inflasi pangan.

Kegiatan kolaboratif ini dihadiri oleh tokoh-tokoh kunci, termasuk Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, Plh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Nita Rachmenia, Direktur Hilirisasi Hasil Tanaman Pangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, serta perwakilan dari TPID Provinsi Jawa Tengah, TPID Kabupaten Grobogan dan Demak, dan perangkat desa di wilayah terdampak.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menegaskan kembali vitalnya peran Jawa Tengah sebagai salah satu lumbung padi nasional.

“Total produksi padi Jawa Tengah Tahun 2024 mencapai 8.891.297 ton GKG, menyumbang 16,73% dari produksi nasional, menjadikannya kontributor terbesar kedua setelah Jawa Timur,” ungkapnya.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa Kabupaten Demak dan Grobogan merupakan dua dari lima lumbung padi terbesar di Jawa Tengah, dengan pangsa masing-masing 7,98% dan 10,12%.

Namun, pada Semester I 2025, kedua kabupaten ini menghadapi tantangan serius. Banjir yang diakibatkan oleh curah hujan tinggi dan sedimentasi di saluran irigasi telah merendam 787 Ha sawah di Demak dan 252 Ha di Grobogan. Ini jelas menjadi ancaman serius bagi target produksi padi dan stabilitas harga pangan.

Bank Indonesia Turun Tangan: Menjaga Stabilitas Harga dan Ketahanan Pangan

Plh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Nita Rachmenia, dalam kesempatan tersebut menggarisbawahi pentingnya sinergi yang kuat dari semua pihak untuk menjaga ketahanan pangan.

Data BPS menunjukkan inflasi Jawa Tengah per Juni 2025 berada di angka 2,20% (y-on-y), meningkat dari 1,66% bulan sebelumnya. Kelompok pangan (makanan, minuman, tembakau) menjadi penyumbang inflasi terbesar, yaitu 2,68%, dengan komoditas seperti beras, cabai, dan bawang turut berperan.

“Sebagai wujud komitmen Bank Indonesia dalam upaya menjaga stabilitas harga pangan dan meningkatkan ketahanan pangan, Bank Indonesia memberikan dukungan konkret. Bantuan berupa sarana dan prasarana pertanian, pelatihan teknis normalisasi lahan sawah, serta revitalisasi saluran irigasi disalurkan untuk mempercepat pemulihan,” katanya.

Untuk mempercepat pemulihan di Grobogan, Kementerian Pertanian telah mendistribusikan 13.625 kilogram benih padi untuk 545 hektare lahan.

Tak hanya itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Tengah turut memperkuat dengan fasilitasi sarana prasarana ketahanan pangan, termasuk pompa air, rice transplanter (mesin tanam padi), dan rumah burung hantu (Rubuha) sebagai pengendali hama alami.

Sinergi antara Pemprov, Pemkab Grobogan, dan BBWS juga terus digenjot melalui normalisasi saluran irigasi dan penguatan tanggul, agar petani dapat segera menanam dan memulihkan produktivitas secara bertahap.

Sebanyak 28.450 kilogram benih padi dialokasikan Kementan untuk 1.138 hektare sawah.

KPw BI Provinsi Jawa Tengah juga memberikan dukungan yang difokuskan pada pemulihan produksi padi di Desa Wonokerto, peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan teknis pasca-banjir, serta penambahan Rubuha untuk mengurangi risiko hama dan meningkatkan produktivitas budidaya. BBWS Pemali-Juana tak ketinggalan dengan menurunkan alat berat untuk mempercepat pengerukan sedimen.

Lebih dari itu, sinergi ini juga melibatkan aksi nyata di tingkat desa. Melalui kegiatan gotong royong padat karya masyarakat, penataan ulang infrastruktur irigasi dan jalan usaha tani dilakukan, memastikan saluran irigasi kembali berfungsi optimal.

Rangkaian kerja sinergi kolaboratif ini menjadi langkah krusial dalam menghadapi dampak perubahan iklim, khususnya banjir, yang berpotensi mengganggu produksi dan pasokan pangan.

Dengan semangat gotong royong dan kerja sama semua pihak, diharapkan pasokan beras di Grobogan dan Demak tetap terjaga, harga pangan pokok stabil, kesejahteraan petani meningkat, dan roda perekonomian daerah terus berputar.

You might also like
Leave A Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.