Anggota DPR Soroti Kebijakan Pemerintah Soal Penanganan Wabah PMK dan Penutupan Pasar Hewan Jelang Idul Adha
METROSEMARANG.COM, Jepara– Anggota DPR RI Komisi VIII Abdul Wachid menyoroti kebijakan pemerintah terkait penanganan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang kini tengah menjangkiti hewan ternak di tanah air. Termasuk kebijakan penutupan pasar hewan di berbagai daerah jelang Idul Adha seiring maraknya wabah tersebut.
Berdasar informasi yang diterimanya, penutupan pasar hewan tersebut seperti yang diberlakukan di Kudus, Jepara, Demak, Grobogan, Pati, Kendal dan lainnya.
“Informasinya ini atas perintah pemda. Jelas ini semakin membuat kebingungan para petani dan pedagang ternak. Apalagi saat ini Idul Adha kurang sekitar 26 hari lagi,” kata wakil rakyat dari Dapil Jateng III (Jepara, Kudus dan Demak) ini, Senin (13/6/2022).
Wachid mengungkapkan, para peternak di daerahnya semakin gelisah ketika pemerintah daerah memberlakukan kebijakan penutupan pasar hewan imbas wabah PMK.
Bahkan, kata dia lagi, di beberapa daerah para petani peternak dan pedagang terpaksa melakukan transaksi penjualan di pinggir jalan di depan pasar hewan.
“Di pasar hewan tiban para petani peternak dan pedagang melakukan transaksi jual beli di luar pasar saking sepinya pembeli. Kegiatan tersebut berpotensi memicu terjadinya kemacetan lalu lintas dan sangat berbahaya. Petani peternak terpaksa melakukan ini karena kebutuhan hidup mereka,” ujarnya.
Wachid meminta pemda tidak hanya sekadar menutup pasar hewan dalam mengatasi wabah PMK ini. Mestinya, saran dia, pemda punya alternatif lain selain menutup pasar hewan yang justru mematikan pendapatan peternak.
“Gubernur, bupati, walikota harusnya menginstruksikan Dinas Pertanian Peternakan dan dokter, mantri hewan untuk melakukan sosialisasi soal wabah PMK, mereka juga harusnya melakukan checking kesehatan ternak di sentra ternak secara berkala. Sehingga apabila peternak dan pedagang ternak menjual hewan kurban benar-benar hewan yang sehat.
“Jadi gak cukup pemda hanya sebatas buat aturan di atas kertas tanpa lihat fakta di lapangan. Fakta di mana para peternak kita tengah menjerit seiring wabah PMK ini,” ujar wakil rakyat dari Fraksi Gerindra ini.
Abdul Wachid meminta pemerintah agar lebih serius lagi menangani persolan wabah PMK. Pasalnya, wabah PMK berdampak negatif terhadap keberlangsungan usaha para peternak dalam negeri.
“Peternak hewan sapi, kerbau, kambing sangat gelisah dengan wabah PMK. Wabah ini jelas berdampak terhadap keberlangsungan usaha para peternak kita. Kondisi ini tentu saja tidak bisa dibiarkan berlarut-larut mesti ada solusi konkret,” ungkap Ketua DPD partai Gerindra Jawa Tengah (Jateng) ini.
Apalagi, lanjut dia, jelang hari raya Idul Adha para peternak punya harapan tinggi akan hasil ternaknya untuk kemudian dijual.
“Hari raya Idul Qurban kurang 26 hari lagi tapi seiring wabah PMK, hasil ternak mereka sulit untuk dijual karena masyarakat mungkin merasa was-was dengan adanya wabah PMK ini. Pemerintah mestinya peka akan kondisi semacam ini,” ujarnya.
Wachid berharap agar negara hadir dalam wujud kebijakannya yang peduli terhadap nasib para peternaknya.
“Pemerintah harus buat kebijakan tegas misalnya memperketat aturan impor hewan dan impor daging dari luar negeri, pintu masuk diperketat, dan larangan impor dari negara yang hewannya terindikasi punya PMK,” tandasnya.(Muhamadoliev)